UPGRADE wawasan Moms seputar tumbuh kembang Si kecil supaya menjadi
ANAK CERDAS SERBA BISA.
Pernah nggak sih, Moms, penasaran “Kalau anak makan sekarang, berapa lama makanan turun ke lambung dan mulai dicerna oleh tubuh?” Pertanyaan sederhana ini ternyata penting banget untuk dipahami, terutama saat kita ingin mengatur jadwal makan, minum, atau memberi obat pada Si Kecil agar penyerapan gizi dalam tubuhnya berjalan dengan optimal. Yuk, kita simak proses pencernaan makanan pada balita!
Sebagai orang tua, memahami bagaimana dan berapa lama makanan turun ke lambung anak—terutama balita—bukan sekadar pengetahuan medis, tapi juga berguna untuk mengatur rutinitas harian Si Kecil agar pencernaannya tetap sehat dan nyaman.
Rata-rata, makanan akan turun dari mulut ke lambung dalam waktu sekitar 6–10 detik, melalui saluran yang disebut kerongkongan (esofagus). Proses ini disebut menelan dan terjadi secara otomatis setelah anak mengunyah dan menelan makanannya. Namun, proses pengosongan lambung atau perpindahan makanan dari lambung ke usus halus membutuhkan waktu lebih lama, sekitar:
• 1–3 jam untuk makanan lunak atau cair.
• 3–4 jam untuk makanan padat seperti nasi, daging, atau roti.
Waktu ini bisa sedikit berbeda tergantung usia, jenis makanan, dan sistem pencernaan masing-masing anak. Hal ini menjadi penting untuk dipahami orang tua karena dapat membantu mereka dalam:
Jika anak langsung berbaring atau bermain aktif setelah makan, makanan belum selesai dicerna bisa naik kembali ke kerongkongan dan menyebabkan muntah atau tidak nyaman.
Beberapa obat sebaiknya diberikan saat perut kosong atau sesudah makan. Dengan tahu waktu pencernaan, Moms bisa atur waktunya lebih tepat.
Makan terlalu sering tanpa jeda bisa membuat lambung bekerja terlalu keras. Memberi waktu bagi proses pencernaan membantu menghindari perut kembung atau sakit perut.
Pencernaan yang sehat memungkinkan tubuh anak mampu menyerap vitamin, mineral, dan energi secara maksimal.
Selain memahami berapa lama makanan turun ke lambung pada balita, berikut ini proses makan mulai dari makanan masuk ke mulut hingga usus besar yang bisa Moms simak.
• Mulut – Makanan dikunyah & bercampur dengan air liur. Di sini terjadi dua proses, yaitu pencernaan mekanik di mana gigi mengunyah makanan menjadi potongan kecil agar lebih mudah dicerna. Selanjutnya ada juga proses pencernaan kimiawi, di mana air liur yang mengandung enzim amilase mulai memecah karbohidrat menjadi gula sederhana. Lidah membantu mendorong makanan dan membentuk bolus (gumpalan makanan yang telah dikunyah), lalu menelannya ke kerongkongan
• Masuk ke kerongkongan (esofagus) – Didorong turun ke lambung dengan gerakan peristaltik, yaitu kontraksi otot yang mendorong makanan ke bawah, tanpa bantuan gravitasi.
• Lambung – Makanan dicampur dengan asam lambung & enzim untuk dihancurkan. Otot-otot lambung mengaduk makanan hingga berubah menjadi cairan kental bernama chyme. Di sinilah makanan mulai benar-benar "dicerna" secara kimiawi sebelum masuk ke usus.
• Usus Halus – Nutrisi diserap ke dalam tubuh. Setelah sekitar 2–4 jam di lambung, chyme masuk ke usus halus yang terbagi menjadi tiga bagian: duodenum, jejunum, dan ileum. Duodenum merupakan tempat pencampuran chyme dengan enzim dari pankreas dan empedu dari hati untuk memecah lemak, protein, dan karbohidrat. Jejunum dan ileum merupakan tempat penyerapan nutrisi seperti glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral ke dalam aliran darah melalui dinding usus. Usus halus memiliki vili dan mikrovili, semacam "rambut halus" di permukaannya yang memperluas area penyerapan.
• Usus Besar – Sisa makanan yang tidak dicerna atau diserap akan masuk ke usus besar. Di sini, air dan garam diserap kembali oleh tubuh. Sisa makanan diubah menjadi feses dengan bantuan bakteri baik. Feses akan disimpan sementara di rektum sebelum akhirnya dikeluarkan lewat anus.
Memahami berapa lama makanan turun ke lambung dan dicerna membantu orang tua mengatur jadwal makan, aktivitas, dan istirahat Buah Hatinya dengan lebih baik. Agar pencernaannya lebih lancar, simak tipsnya berikut ini.
1. Ajak anak makan dan mengunyah makanannya dengan perlahan, jangan terburu-buru.
2. Pastikan anak duduk tegak saat makan dan setelahnya.
3. Hindari langsung tidur setelah Si Kecil makan.
4. Mencukupi kebutuhan cairan tubuh dan serat yang berasal dari buah dan sayur.
Selain beberapa hal di atas, penting juga untuk memberikan makanan sesuai dengan tahapa usianya, termasuk dalam pemberian susu sebagai menu pelengkap makanan utama Si Kecil.
Ketika Si Kecil memasuki usia 1 tahun dan diperbolehkan minum susu untuk melengkapi kebutuhan gizi hariannya, Moms bisa memberikan susu HealthyWay KIDS setiap hari sebagai menu pendamping makanan utama sekaligus susu pertumbuhan Si Kecil. Hal ini karena susu HealthyWay KIDS dilengkapi dengan kandungan gizi seperti:
- Formula BioShield A+ yang terdiri dari Digestive A+ dengan FOS Inulin tertinggi untuk pencernaan sehat
- Immune A+ dengan tinggi vit C, D3, E, Zinc untuk daya tahan kuat
- Smart A+ dengan COD Liver Oil, Tinggi DHA, ALA, LA untuk anak cerdas serba bisa
- Memiliki kandungan Asam Amino Triptofan yang tinggi untuk jaga mood baik anak
Susu HealthyWay KIDS juga hadir dalam pilihan rasa yang disukai oleh anak, yaitu vanilla dan madu, sehingga bisa membuat momen minum susu Si Kecil menjadi lebih menyenangkan.
Nah, agar penyerapan gizi berjalan optimal dan sesuai dengan kebutuhan Si Kecil, pastikan untuk memberikan susu HealthyWay KIDS sesuai dengan tahapan usianya ya, Moms. Susu HealthyWay KIDS hadir dalam dua varian, yaitu HealthyWay KIDS 1+ (untuk usia 1-3 tahun) dan HealthyWay KIDS 3+ (untuk usia 3-5 tahun). Yuk, dukung pencernaan sehat pada Si Kecil agar proses tumbuh kembangnya berjalan optimal, Moms!
Artikel Lainnya: Stimulasi Otak Bayi Bisa Pengaruhi Kecerdasan? Yuk Cari Tahu Faktanya!